Sunday, December 13, 2015

CINTA PERTAMA, Kembali Lagi?

Kali ini aku akan menceritakan sedikit kisah cinta pertama. Sering kali kita mendengar tentang Cinta Pertama. Bahkan setiap insan di bumi ini merasakan cinta & kasih sayang dari dalam kandungan hingga akhir usia. Namun, tidak banyak orang mengetahui arti cinta sebenarnya. Deskripsi masing-masing orang berbeda-beda. Ya, karena cinta hanya dapat dirasakan oleh hati.
***

Dahulu aku adalah seorang anak gadis kecil yang selalu dikucir dua seperti kuda. Aku tidak cantik, tidak tinggi, aku mempunyai lingkar mata panda, namun orang bilang aku hitam manis. Aku anak pertama bagi kedua orang tuaku. Meski beliau sibuk bekerja, namun aku tidak kekurangan kasih sayang. Ada banyak orang yang menyayangiku. Meski aku tergolong anak yang pendiam, tetapi aku bermain layaknya anak kecil pada umumnya, pada masa itu gadget masih sangat jarang, kami hanya bermain permainan tradisional, maka karna itulah masa-masa kecilku mempunyai banyak teman.
Pada tahun 2001/2002 aku mulai menjadi siswi di TK Raudhatul Athfal Perwanida 1 Bandar Lampung. Bertemu dengan teman serta guru-guru yang baik. Disinilah tempat kedua ku belajar menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mewarnai. masa taman kanak-kanak menyenangkan hanya sebatas bermain-main.

Setelah lulus TK, aku daftar di SD Negeri 1 Pecoh Raya, Bandar Lampung. Aku bertemu lagi dengan teman TK dan kami bersahabat, dia laki-laki. Dia putih, ganteng, kurus, lebih tinggi daripada aku. Setiap hari kami bermain bersama, mencari kecebong di got besar, mencari buah seri dia memanjat pohon dan aku menunggu di bawah, pulang pergi sekolah bareng, bercandaan di jalan bali, aku ngambek jalan duluan dan tiba-tiba balik nyamperin dia hanya untuk ngasih tau karena ngelihat sesuatu yang aneh, lari-lari karena ada orang menakutkan. Pada awalnya semua biasa saja, namun suatu hari kami pulang sekolah Ia melindungiku saat ada beberapa anak laki-laki seusia kami, mereka berusaha menggangguku. Meski biasanya ia selalu menjadi sosok pahlawanku, karena orang tuaku di luar kota maka ia menjadi tempat aku mengadu kala aku sedih, namun kali ini berbeda, hari itu merubah segala nya, aku merasakan bahwa aku selalu menginginkan kehadirannya. Aku masih belum mengerti semua ini. Sejauh ini kami masih bersahabat dengan baik.
***

Kami dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak selamanya kami selalu bersama. Setiap pertemuan selalu diakhiri dengan perpisahan. Saat kenaikan kelas 4 tahun 2006 aku dipindahkan sekolah karena harus ikut orang tuaku. Memang sudah sejak lama aku mengetahui rencana perpindahan ini namun aku lebih memilih untuk tidak menceritakannya. Aku berpamitan dengan mamahnya, tatapan mataku seakan menyapu setiap sudut ruangan. Dimana dia? Kenapa disaat aku akan pergi jauh dia tidak ada. Aku pergi dengan perasaan kecewa, aku pergi membawa perasaan yang entah apa namanya.
Sejak saat itu sampai tahun 2015 aku benar-benar kehilangan kabar tentangnya. Meski aku selalu berusaha mencari tau keberadaannya, namun tetap saja sia-sia. kami hanya bertemu satu kali, berpapasan di jalan, lalu bersalaman dan mata kami saling pandang tanpa berbicara sepatah kata. Hingga kami berlalu begitu saja meninggalkan bayangan. Masih teringat jelas, itu sungguh menyakitkan.

Tidak seperti Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya, tahun 2015 ini justru aku tidak bersemangat pulang kampung. Satu minggu aku menghabiskan waktu yang sangat membosankan. Setiap hari aku menunggu di tempat ini, seakan sudah menjadi kegiatan rutin. Aku merengek, hari Minggu agar secepatnya pulang, karena aku sadar, ini terulang kembali, seseorang yang diharapkan kehadirannya tidak pernah muncul. Aku berfikir mungkin saja ia sudah  bahagia dan melupakanku, jadi untuk apa aku bertahan. Aku harus melupakan semuanya.

Hari minggu tiba, perasaan kesal menghampiriku. Benar saja, lantaran schedulle kepulangan dibatalkan. Kekesalan aku berlanjut hingga malam. Aku keluar jalan-jalan ke depan rell kereta api untuk mencari udara segar, tanpa sengaja aku melihat seseorang seperti di masa lalu namun ada banyak perbedaan. Ya, itu memang bukan dia, itu adalah adiknya yang dulu selalu didorong-dorong naik sepeda kecil.

"RISDIYANSYAH"
26 Juli 2015. Nama yang selalu aku rindukan. Aku add friend pada akun SNS nya dan segera ada konfirmasi. Perasaan bahagia namun ada kekecewaan karena hampir setengah jam pesanku baru mendapat balasan. Setelah aku baca pesan bahwa ia mengenaliku dan masih mengingataku. Ahh daebak! Andai saja aku punya sayap, aku pasti akan terbang melayang karena bahagia yang berlipat ganda. Kami ngobrol dan saling lempar candaan melalui SNS hingga larut malam.
Awalnya aku semangat pulang, tetapi aku ingin lebih lama lagi berada di Lampung. Pagi ini untuk kedua kalinya aku pergi lagi tanpa berpamitan. Aku berharap dia menemuiku untuk mengucapkan hati-hati di jalan. Tapi itu hanya sebuah harapan semu. Gwaenchanha.
Setelah aku sampai rumah, aku dikagetkan dengan pengakuan tentang perasaannya yang dari dulu ia pendam. jinjja? Atau itu hanya sebuah lelucon? Namun tidak dapat dipungkiri, aku bahagia . Setidaknya selama ini aku tidak sendirian menjaga hati ini.
***
Inikah yang dinamakan takdir? Setelah 9 tahun dipisahkan dengan orang tersayang, lalu dipertemukan lagi? Meski sekarang kita terhalang daratan & lautan. Semoga kisah ini Happy Ending ♡♡♡
SNS = Social Networking Site (SNS) atau biasa disebut juga jaringan sosial didefinisikan sebagai suatu layanan berbasis web yang memungkinkan setiap individu untuk membangun hubungan sosial melalui dunia maya seperti membangun suatu profil tentang dirinya sendiri, menunjukkan koneksi seseorang dan memperlihatkan hubungan apa saja yang ada antara satu member dengan member lainya dalam sistem yang disediakan
DAEBAK = ”대박” daebak = artinya menggambarkan sesuatu yang mengagumkan, menakjubkan, wow, awesome.
GWAENCHANA = Tidak apa-apa
JINJJA = Benarkah?

Foto pertemuan pertama kali setelah pisah 9tahun (13 Oktober 2015)
Pertemuan kedua (11 November 2015)

No comments: